MENTAL TANGGUH UNTUK HADAPI DUNIA
Rabu,12 Maret 2025 - 10:55:22 WIBDibaca: 11 kali

Prof. Rhenald Kasali, PhD, pada Wisuda ke-130 Untag Surabaya (22/2). (Foto: Humas Untag Surabaya)
Jumlah penduduk dunia saat ini telah mencapai angka 8,3 miliar jiwa dan 72% nya telah menguasai dunia, maka di sinilah ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan. Meningkatnya jumlah penduduk di dunia nampaknya juga berjalan beriringan dengan berbagai macam persoalan. Fenomena itulah yang ditegaskan oleh akademisi sekaligus praktisi bisnis, Prof. Rhenald Kasali, PhD, dalam Wisuda ke-130 Untag Surabaya (22/2).
"Tanpa kita sadari bahwa kita sebenarnya telah mempelajari ilmu yang sangat spesifik namun kehidupan kita adalah kehidupan yang bersifat holistik sehingga ketika kita akan menerapkan ilmu tersebut maka kita harus melihatnya sebagai satu kesatuan," ujarnya.
Menurutnya, semakin tinggi pendidikan yang kita miliki, maka demand for children turun. Semakin tinggi tingkat pendidikan manusia memiliki kecenderungan untuk menunda usia pernikahan, menunda kelahiran anak pertama, sehingga jumlah anak berkurang dan ini sangat berbeda dengan masa orang tua kita dan ini merupakan realitas dunia.
"Kondisi dunia kerja yang semakin fleksibel dan tidak lagi terikat oleh batasan geografis tampaknya mendorong generasi muda mencari ruang untuk berkembang di mana mereka akan mencari pekerjaan yang bisa menghargai dirinya. Inilah yang memicu banyaknya generasi muda saat ini lebih memilih bekerja di luar negeri ketimbang di dalam negeri," tuturnya.
Selain masalah kependudukan, Rhenald juga menuturkan bahwa saat ini peran teknologi juga sangat dibutuhkan manusia untuk menghasilkan produk yang lebih produktif dan membantu untuk memecahkan berbagai persoalan.
"Saat ini, ketika orang-orang harus bepergian untuk memenuhi kebutuhan mereka maka apa yang mereka butuhkan saat ini akan dapat dengan mudah mereka dapatkan dengan sendirinya. Ini tentunya akan berakibat pada banyak hal, diantaranya kebocoran data pribadi, masalah cyber security, teknologi lebih mengenal manusia daripada manusia itu sendiri. Hal inilah yang menunjukkan bahwa saat ini kehidupan manusia adalah kehidupan algoritma," ungkapnya.
Di akhir pidatonya, ia juga berpesan bahwa kampus harus berperan dalam membentuk mental yang tangguh bagi mahasiswanya. "Kampus tidak boleh hanya sebatas mengajarkan teori, tetapi juga harus mampu membangun mental mahasiswanya agar lebih tangguh di mana ketangguhan ini bukan sesuatu yang bisa diajarkan di dalam kelas, melainkan harus diasah melalui pengalaman nyata mahasiswa," pungkasnya. (riz)
Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya