PENELITI EROPA-AMERIKA MULAI LIRIK GLOBAL SOUTH

Rabu,22 Februari 2023 - 19:58:13 WIB
Dibaca: 180 kali

Mathias Felipe De Lima Santos (Dok: Rizqi)

Terdapat tiga topik menarik untuk komunikasi, jurnalistik, dan new media, terlebih ketika berbicara tentang perkembangan teknologi komunikasi, komunikasi dan media, serta Global South. Saat ini, atensi akademisi dan peneliti mulai bergeser ke kawasan Global South termasuk Indonesia karena munculnya kejenuhan para akademisi internasional terhadap topik atau isu-isu yang berasal dari Amerika dan Eropa.

Global South, sebuah terminologi baru mengenai negara-negara di luar Eropa dan Amerika yang sedang berkembang maupun masih tertinggal. Global South yang diinisiasi oleh Barat ternyata masih memiliki klasifikasi-klasifikasi di dalamnya, terutama terkait perkembangan teknologi yang digunakan di negara-negara tersebut, seperti perbandingan penggunaan teknologi dalam investasi di Timur Tengah dan Afrika.

Saat ini, transisi dari teknologi komunikasi dari konvensional menjadi digital merupakan salah satu fenomena yang dapat dijadikan sebagai topik penelitian, seperti kajian media, kajian audiens, termasuk di dalamnya adalah penggunaan big data.

“Di antara ketiga topik tersebut, studi tentang audiens menjadi sangat penting di era digital saat ini karena audiens bukan hanya menerima informasi, namun juga sebagai produsen dari informasi,” ujar Mathias Felipe De Lima Santos, peneliti dari University of Amsterdam (UvA) Belanda.

Menurut pria kebangsaan Brazil ini kehadiran AI saat ini nampaknya juga sangat mempengaruhi pola-pola kehidupan sosial masyarakat. Sehingga dibutuhkan sebuah penelitian lebih lanjut guna mengetahui lebih mendalam potensi dan dampaknya bagi kehidupan sosial serta sebagai pengendali terhadap tanggungjawab perusahaan-perusahaan pencipta dan penyedia AI.

Fenomena ini tentu sangat berkaitan terlebih ketika media sosial, seperti Facebook dan Twitter pada awalnya merupakan ruang terbuka publik mengingat hampir seluruh aktivitas dari berbagai elemen masyarakat dapat dimonitoring, namun saat ini perannya berubah menjadi pembentuk dan pembatas di antara kelompok-kelompok masyarakat. Hal itulah yang menjadikan media sosial memiliki tantangan tersendiri bagi peneliti untuk dapat mengakses big data, seperti pada Twitter mengingatal ini tentu sangat berpengaruh terhadap akses data untuk penelitian.

“Melihat fenomena-fenomena seperti itu, maka di sinilah alasan pentingnya penelitian kolaboratif baik lintas bidang ilmu maupun lintas negara guna merelevansikan antara kajian komunikasi dengan teknologi dan regulasi-regulasi yang mengiringinya sehingga fenomena-fenomena perkembangan teknologi komunikasi beserta aktivitasnya di tiap-tiap negara dapat dijadikan sebagai topik-topik utama,” ujar peneliti post-doc di Pusat Studi Human(e)AI University of Amsterdam ini. (riz)

 


Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya