Wisata Budaya, Bagaimana Konsepnya?

Selasa,11 Juni 2024 - 14:40:03 WIB
Dibaca: 309 kali

Dr. Rachmawati Novaria, M.M. (Foto: Ardhan)

Seiring dengan perkembangan zaman modern dan teknologi yang semakin pesat setiap tahunnya, menjadikan hampir semua jenis wisata di Indonesia terkena dampak dari hal tersebut, baik secara positif maupun negatif. Perkembangan teknologi terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun secara masif dan dinamis sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi industri kreatif yang ada di Indonesia khususnya dibidang pariwisata. Salah satu jenis wisata yang terdampak dengan pesatnya kemajuan zaman ini adalah wisata budaya.

Wisata budaya sendiri merupakan wisata yang mengunggulkan aspek kebudayaan sebagai daya tarik utamanya, namun tidak banyak wisata budaya di Indonesia yang mampu berkembang menjadi skala nasional hingga internasional.  Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya, baik dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia, menjadikan Indonesia memiliki banyak budaya yang variatif serta eksklusif. Lalu, mengapa tidak banyak objek wisata budaya yang bisa berkembang layaknya jenis wisata yang lain di Indonesia?

Salah satu dosen Magister Ilmu Komunikasi Untag Surabaya, Dr. Rachmawati Novaria, M.M, menuturkan bahwa konsep wisata budaya di Indonesia sebagian besar kurang bisa menarik datangnya pengunjung, hal ini disebabkan kurangnya profesionalitas dalam pengelolahan wisata dari akses, bangunan hingga ke promosi.

"Dalam konsep dasar wisata budaya, seharusnya para pengunjung bisa menikmati akses budaya, tempat bersejarah hingga penampilan budaya yang menjadi ciri khas di tempat tersebut. Namun, kondisi di lapangan masih banyak ditemukan kelemahan salah satunya adalah aksesibilitasnya," ujarnya.

Dosen yang tahun lalu berhasil mendapatkan hibah penelitian di Desa Wisata Bejijong, Kabupaten Mojokerto tersebut juga menambahkan selain akses pada wisata budaya, kelayakan bangunan budaya juga menjadi hal yang utama untuk meningkatkan daya tarik pengunjung, sebab bangunan budaya yang terawat dan sudah direnovasi tanpa menghilangkan seni dari bangunan tersebut dapat membuat pengunjung ramai berdatangan dan nyaman berada di tempat tersebut.

"Seperti layaknya wisata Lawang Sewu di Semarang yang mana dulu terkenal angker dan kurang terawat, setelah menjalani tahap renovasi, bangunan lawangsewu menjadi indah yang menjadikan wisata tersebut menjadi destinasi utama ketika berkunjung ke Kota Semarang," tuturnya. 

Selain peremajaan pada sektor infrastruktur, kuliner khas dan cinderamata juga menjadi salah satu objek atensi yang bisa diunggulkan pada suatu lokasi wisata budaya. Ada banyak wisata budaya yang memiliki hidangan khas dan cinderamata yang bisa menjadi suatu daya tarik, namun kurang bisa dimaksimalkan oleh pengelola wisata budaya setempat sehingga kurang terekspos oleh media.

"Penguatan wisata budaya dapat dilakukan dengan peran aktif dari seluruh stakeholder yang terlibat di dalamnya. Artinya, bukan hanya pengelola wisata saja tapi juga harus bersinergi dengan institusi lain dan tentunya haru didukung dengan kebijakan-kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah," pungkasnya. (ard/riz)


Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya